Rolasan.id Klaten. ~ Untuk pengembangan desa wisata dengan menggali potensi yang ada pada desa setempat, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Komisi B Kadarwati yang juga merupakan legislator PDIP menggelar sosialisasi Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pengembangan Desa Wisata.

Sosialisasi tersebut dilaksanakan di Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jateng Sabtu (12/11/2022), dengan menghadirkan narasumber antara lain Camat Trucuk Rabiman. Dalam kesempatan tersebut Rabiman mengatakan bahwa ada beberapa desa di Kecamatan Trucuk yang sedang dalam proses menuju desa wisata, antara lain Desa Mandong dengan potensi wisata budaya dan kuliner.

“Selain Desa Mandong yang sudah proses menuju desa wisata, juga ada Desa Kalikebo dengan potensi seni reognya, juga Desa Gaden dengan potensi wisata religi ziarah makam tokoh pendiri Desa Gaden dan Desa Palar dengan potensinya yakni makam RNg. Ronggo Warsito.” Kata Rabiman.

Sementara narasumber yang lain Sri Nugroho yang merupakan Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten mengungkapkan bahwa di Kabupaten Klaten ada 33 Desa Wisata dan ada 26 Kelompok Sadar Wisata ( Pokdarwis) yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Klaten.

“Dalam rangka menjadi desa wisata, semestinya tahapan yang harus dilalui dengan membentuk Pokdarwis di desa tersebut, dengan adanya Pokdarwis pengelolaan obyek wisata akan semakin profesional.” Ungkap Sri Nugroho

Ditempat yang sama Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Komisi B Kadarwati kepada awak media menjelaskan setelah melalui kajian sehingga desa mendapatkan surat keputusan ( SK) dari pemerintah menjadi desa wisata, maka akses untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah akan mudah, baik itu pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten.

“Surat keputusan itu sangat penting, dengan SK Desa Wisata yang dimiliki akan memudahkan untuk mengajukan ataupun mendapatkan bantuan dari pemerintah guna pengembangan obyek wisata yang dimiliki suatu desa.” Terang Kadarwati

Kadarwati menambahkan setiap desa harus mampu menggali potensi yang dimiliki desa tersebut untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata, baik itu seni budaya tradisional, kuliner atau masakan khas maupun potensi sumberdaya alam.

“Jadi kami berharap dengan sosialisasi ini, semua bisa menggali potensi desa masing masing, jangan melihat potensi wisata yang telah dimiliki oleh desa lain, sehingga potensi di desa sendiri bisa digarap secara serius pasti akan menuai hasilnya, sebagai contoh Umbul Ponggok dulunya hanya sebatas dibuat untuk mencuci dan mandi, namun ketika di garap secara serius sekarang bisa di lihat hasilnya.” Pungkas Kadarwati
( fat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *