Kenapa Harga Beras Di Penggilingan Padi Berbeda Beda, Sekertaris Perpadi: Ada Beberapa Faktor
Rolasan.id Klaten. ~ Sekertaris Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia ( Perpadi), Riyanto Joko Nugroho menyebut bahwa harga di setiap penggilingan padi berbeda karena beberapa faktor antara lain harga gabah yang telah di mainkan oleh para makelar hingga pengusaha penggilingan padi tidak memiliki kerjasama dengan kelompok tani ( Gapoktan)
Menurutnya pengaruh perbedaan harga beras di setiap penggilingan padi, jika pengusaha penggilingan padi tidak ada kerjasama dengan Gapoktan, mau tidak mau menerima harga gabah yang ditawarkan walaupun harga agak tinggi, tapi jika bekerjasama dengan Gapoktan atau membeli ke petani langsung dapat dipastikan harga jualnya sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi ( HET) sebagaimana ditentukan oleh pemerintah
“Selain itu faktor dari para middlemen (makelar) juga sangat berpengaruh bagi pengusaha penggilingan padi, para makaler tentunya menawarkan harga gabah sudah tinggi, mungkin belinya gabah dari petani sesuai aturan yakni Rp 6.500/ kg nya, kemudian di jual dengan harga yang tinggi kan mereka pinginnya untung banyak,” kata Riyanto Joko Nugroho Sabtu (25/10/2025)
Untungnya pemerintah melalui Ketua Badan Pangan Nasional yang juga Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengeluarkan peraturan kepada seluruh pengusaha beras dan penggilingan padi diharuskan menjual berasnya sesuai dengan peraturan atau Harga Eceran Tertinggi (HET), jika ada yang melanggar peraturan ini maka akan mendapatkan sanksi berupa izin usahanya dicabut, tambahnya
“Dengan adanya peraturan dari Badan Pangan Nasional tersebut harga gabah saat ini telah turun, akan tetapi tetap masih sesuai dengan HET gabah kering panen,” pungkasnya
(fat)

